Itulah tiga kata yang kira-kira menggambarkan Candi Borobudur kita saat ini.
Untuk tau lebih detilnya. Yuk baca artikel di bawah ini, mengenai keadaan Candi Borobudur sekarang.
==========================
A.Pencitraan di Mata Dunia
Citra Borobudur sebagai salah satu warisan budaya dunia saat ini sedang mendapat sorotan serius dari institusi-institusi inernasional yang menangani kebudayaan seperti ICOMOS. ICOMOS adalah konsultan bagi UNESCO. ICOMOS mengatakan bahwa adanya ketidakteraturan pedagang di area Candi Borobudur yang mana kios-kios di sekitar area parkir mobil dan area halaman depan candi tetap merupakan hal yang penting. Namun, keadaan ini tidak sesuai dengan harapan pengunjung sebuah candi warisan kelas dunia. Ini mengurangi keinginan pengunjung datang ke sana karena menyebabkan ketidaknyamanan bagi mereka. Secara tak langsung, ini terkait pula dengan isu pembangunan berkelanjutan di wilayah sekitar Borobudur.
Selain hal tersebut, ICOMOS juga mengevaluasi bahwa pengunjung datang ke Candi Borobudur dan kembali ke Yogyakarta tanpa mengunjungi tempat lain di area Candi Borobudur dan tanpa membeli sesuatu di sana. Hal ini mengakibatkan masyarakat sekitar candi yang memiliki usaha, khususnya pemilik kios yang berada di sana mengejar pendapatan dengan cara menjual cinderemata di dekat tempat parkir zona 2. Keadaan ini menciptakan ketidakteraturan dan ketidaknyamanan untuk para wisatawan. Sehingga memerlukan adanya upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut dan memperbaiki citra Candi Borobudur sebagai warisan bangsa Indonesia yang bermartabat.
B. Hidup Dalam Harmoni
Adanya kekurangharmonisan antar stakeholder juga menyebabkan pengelolaan Candi Borobudur sebagai warisan dunia kurang bersinergi dengan baik. Beberapa pihak melihat Candi Borobudur sebagai pariwisata berbasis business oriented, tanpa memperhatikan aspek lainnya. Banyaknya stakeholder dengan kepentingan yang berbeda menyebabkan konflik dan justru mengakumulasi permasalahan sehingga menjadi berkepanjangan. Masalah muncul karena perbedaan dalam memaknai nilai dari sebuah world heritage, dimana terdapat nilai budaya, religi, dan nilai ekonomi dari Candi Borobudur. Semua nilai ini harus dijaga dan dilihat sebagai sebuah kesatuan, karena pada dasarnya Candi Borobudur merupakan milik semua pihak. Pihak yang hidup dalam sebuah keselarasan.
C. Paradigma Baru
Dalam pengelolaan manajemen warisan budaya, UNESCO memiliki paradigma baru dimana warisan budaya tidak hanya bentuk monumen tertutup untuk orang tertentu tetapi berubah menjadi tempat yang dapat dilihat oleh semua orang. Paradigma lama yang menyatakan bahwa warisan budaya hanya berupa komponen fisik kini sudah berkembang menjadi lebih luas yaitu tidak hanya bangunan fisik semata tetapi juga tradisi kehidupan. Dari sisi pengelolaan dan kegunaan juga terdapat perubahan paradigma yaitu pengelolaan oleh pemerintah menjadi pengelolaan berbasis komunitas, sedangkan fungsi untuk rekreasi berkembang menjadi fungsi pembangunan.
D. Mari Kita Selamatkan Borobudur
Berdasarkan ketiga poin di atas, maka kami mengajak anda untuk berpartisipasi dalam program penyelamatan Borobudur. Berdasarkan polling SMS yang diselenggarakan UNESCO, Borobudur tak lagi masuk dalam daftar situs heritage dunia, dan dalam waktu dekat pencoretan ini akan diresmikan. Mari tunjukkan pada dunia, bahwa kita masyarakat Indonesia, mencintai Candi Borobudur dan semua potensi desa di sekitarnya, bahwa kita menghargai warisan budaya nenek moyang, turut melestarikan, bahkan mengembangkannya.
Penyelamatan dibagi dalam jangka pendek: Penghargaan Nolongan (No longer Asongan), Kompetisi Fotografi, dan Kontes Blog. Dalam jangka panjang adalah pengembangan Desa Binaan untuk pemberdayaan masyarakat. Kami mengundang anda, untuk ikut berpartisipasi. Sekarang. Untuk menyelamatkan Borobudur kita.
==========================
Sekarang.
Datangi langsung http://lets.saveourborobud
Suarakan petisimu dan apapun yang kamu rasakan tentang Candi Borobudur.
Ajak dan invite semua teman untuk gabung, dan suarakan pedulimu.
Save Our Borobudur